TEORI ADMINISTRASI PUBLIK
TUGAS I
Konsep Teori
menurut para ahli
I.
Emory-Cooper
Teori merupakan suatu
kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variablel yang berkaitan satu sama
lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan, sehingga dapat menjelaskan
dan memperdiksi suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu.
II.
Turner dan Kornblum
Menurut Turner teori merupakan proses mental untuk membangun ide sehingga
ilmuwan dapat menjelaskan mengapa peristiwa itu terjadi. Sedangkan Kornblum
mengemukakan bahwa teori merupakan seperangkat jalinan konsep untuk mencari
sebab terjadinya gejala yang diamati. Dalam proses pencarian sebab ini para
ilmuwan membedakan antara faktor yang dijelaskan dengan faktor penyebab.
III.
Labovitz dan
Hagedorn
Mendefinisikan teori
sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai
“menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan
dapat saling berhubungan.
IV.
John W Creswell
(1993)
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang
saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai
fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan
fenomena alamiah
V.
Erwan dan Dyah (2007)
Menjelaskan bahwa teori
adalah serangkaian konsep yang memiliki hubungan sistematis untuk
menjelaskan suatu fenomena sosial tertentu.
Berdasarkan pengertian
dari definsi Teori menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Teori
merupakan suatu kumpulan konsep, dalil-dalil, serta paham yang berkaitan satu
dengan yang lain yang tersusun secara sitematis untuk menjelaskan suatu
variable atau hubungan terkait fenomena atau fakta-fakta yang ada.
Definisi
Administrasi Publik
I. Felix
A. Nigro dan Lloyd G. Nigro
Salah satu definisi Administrasi Publik adalah merupakan
suatu kerjasama kelompok dalam lingkungan pemerintahan yang mana meliputi tiga
cabang dalam pemerintahan yaitu, eksekutif, yudikatif, dan legislative serta
hubungan-hubungan di antara mereka.
II. Prajudi
Atmosudirojo
Administrasi Publik adalah administrasi dari pada negara sebagai suatu
organisasi, dan administrasi yang mengejar tercapainya suatu tujuan-tujuan yang
bersifat kenegaraan.
III. Dwight
Waldo
Administrasi Publik adalah suatu
manajemen dan organisasi dari pada manusia-manusia dan peralatannya guna
mencapai tujuan pemerintah
IV.
GeorgeJ.Gordon
Administrasi Publik dapat
didefinisikan sebagai seluruh proses baik yang dilakukan suatu organisasi
maupun perseorangan yang berkaitan dengan penerapan atau pelaksanaan hukum dan
aturan yang dikeluarkan oleh badan eksekutif, badan legislatif, serta
pengadilan.
Chandler dan Plano dalam Keban (2008 : 4)Adminstrasi Publik adalah
proses dimana sumberdaya dan personel publik diorganisir dan dikoordinasikan
untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola (manage) keputusan-keputusan
dalam kebijakan publik.
Paradigma Administasi
Publik
Nicholas Henry secara rinci mengemukakan
lima paradigma administrasi negara yaitu:
Paradigma Pertama: Dikhotomi
Politik-Administrasi (1900-1926)
Periode ini
berarti adanya pemisahan
antara ilmu politik
dengan administrasi. Periode ini
ditandai dengan munculnya
buku Politics and
Administration karangan
Frank J. Goodnow
tahun 1900. Dalam
bukunya Goodnow menyatakan bahwa ada dua
fungsi yang berbeda dari pemerintahan
yaitu: Pertama, fungsi politik
yang menyangkut kebijaksanaan
atau ekspresi kemauan negara,
dan Kedua, fungsi administrasi,
yaitu yang menyangkut pelaksanaan
kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut.
Paradigma Kedua: Prinsip-prinsip
Administrasi Negara (1927-1937)
Pada masa
ini berkembang anggapan bahwa prinsip-prinsip administrasi yang bersifat
universal yang dapat ditemukan dan yang dapat berlaku kapan dan dimana
saja. Prinsip-prinsip administrasi adalah prinsip dalam arti yang
sebenarbenarnya. prinsip-prinsip
administrasi akan berlaku
dalam setiap lingkungan administrasi, tanpa
memandang segala macam bentuk
faktor budaya, fungsi,
lingkungan, misi, dan situasi.
Tanpa ada
kecualinya prinsip-prinsip administrasi
dapat diterapkan
dimana saja dengan
hasil yang memuaskan.
Anggapan ini bersumber dari
buku Principles of
Public Administration karangan
W.F. Wilioughby tahun 1927. Dan salah satu pendukung teori ini adalah
HENRY FAYOL dalam 14 Prinsip Administrasinya.
Paradigma Ketiga: Administrasi Negara sebagai llmu Politik
(1950-1970)
Pada masa
ini berkembang anggapan bahwa
administrasi negara tidak dapat dipisahkan dari ilmu politik, hal ini ibarat dua mata uang
dengan dua muka. Dalam proses administrasi negara banyak
menerima masukan dari politik begitu
juga sebaliknya.
Tokoh pada masa
ini adalah Herbert
Simon. Apabila diperhatikan
ternyata jelas bahwa gerakan ini sifatnya mundur, karena itu timbul batasan-batasan administrasi
negara yang bersifat
menerapkan locus pada
birokrasi pemerintah.
Masa ini dapat
pula diistilahkan dengan
masa yang meninjau
kembali jalinan konseptual antara administrasi negara dengan politik. Tulisan-tulisan mengenai
administrasi negara pada
masa ini berusaha mengaitkan administrasi Negara
sebagai ilmu politik.
Menurut Unesco Paris 1948 ilmu politik dibagi dalam 4 (empat)
bagian, yaitu: 1) teori
politik, 2) lembaga
politik, 3) kekuatan
politik dan 4)
politik internasional. Administrasi negara adalah bagian dari
lembaga politik.
Paradigma Keempat:
Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi (19561970)
Pada masa
ini para ahli administrasi merasa dikucilkan oleh ahli lainnya. Oleh karena itu
mereka mempelajari sungguh-sungguh ilmu
administrasi yang berintikan teori organisasi dan manajemen dalam
upaya meningkatkan efektivitas dan
efisiensi program. Dalam
keadaan seperti ini
jelas administrasi Negara memfokuskan kepada
teori perilaku
organisasi, efektivitas dan
efisiensi manajemen.
Paradigma keempat terjadi
hampir bersamaan waktunya
dengan paradigma ketiga. Tokoh
penting pada periode ini adalah Kith M.
Hendarson
Paradigma Kelima:
Administrasi Negara sebagai Administrasi Negara (1970 sekarang)
Pada masa
ini Herbert Simon mengemukakan dua aspek penting yang perlu
dikembangkan dalam disiplin ilmu administrasi
negara. Kedua aspek itu adalah: Pertama, para ahli
administrasi negara yang meminati
pengembangan satu ilmu murni mengenai administrasi. Kedua, satu kelompok yang lebih besar yang meminati
persoalan-persoalan kebijakan publik. Dengan demikian fokusnya adalah:
teori perilaku organisasi dari
segi bagaimana/menggapainya
bukan dari segi
seharusnya dan teknik
manajemen yang terakhir. Sedangkan
locusnya adalah kebijakan
publik/ilmu kebijakan.
Sejalan dengan ini Stephen K. Bailey mengatakan ada tiga pokok utama dalam
Studi administrasi
negara yaitu: Pertama, perilaku organisasi
dan perilaku anggota-anggota organisasi
publik. Kedua, teknologi
manajemen, dan Ketiga, kepentingan publik
yang erat hubungannya dengan masalah publik,ketika dan
kebijakan publik.
TUGAS
II
TEORI ADMINISTRASI PUBLIK
Berbicara tentang perkembangan
teori administrasi Negara,
K Bailey (dalam Nicolas Henry,
1988:31-32) mengemukakan bahwa administrasi Negara adalah (atau
seharusnya) menyangkut perkembangan empat macam teori, sebagai berikut:
1. Teori deskriptif eksplanatif, atau diskripsi
struktur bertingkat dan berbagai
hubungan dengan lingkungannya.
Teori ini memberikan penjelasan secara abstrak realitas
administrasi negara baik dalam bentuk
konsep, proposisi atau
hukum. Contoh adalah
konsep hirarkhi dari organisasi formal. Konsep tersebut menjelaskan ciri
umum dari organisasi formal. Konsep tersebut menjelaskan ciri umum dari
organisasi
formal, yaitu adanya penjenjangan dalam struktur
organisasi. Konsep yang sederhana
seperti hirarkhi ini bisa berkembang menjadi rumit, misalnya teori yang menjelaskan
secara deskriptif multihirarkhi
dalam mekanisme kerja organisasi
publik kurang jelas dijelaskan sebagai orang yang berada dipucuk
hirarkhi suatu
organisasi dan secara eksklusif bekerja dalam struktur internal tersebut,
karena disamping organisasi
yang dipimpinnya, ia
juga harus berhubungan dengan
organisasi atau kelompok-kelompok sosial
lain/politik lain yang juga
memiliki hirarkhi sendiri.
Dalam hal ini manajer
suatu organisasi lebih cocok
dijelaskan sebagai broker
yang senantiasa harus bernegosiasi menjembatani
kepentingan-kepentingan
organisasi dengan
kepentingan-kepentingan lain di luar organisasi yang dipimpinnya. Pada dasarnya
teori deskriptif eksplanatif
menjawab dua pertanyaan
teori deskriptif, yaitu apa
dan mengapa atau
apa berhubungan dengan
apa.
2. Teori normatif, atau
nilai-nilai
Yang menjadi tujuan bidang
ini, alternative keputusan yang
seharusnya diambil oleh penyelenggara administrasi negara(praktisi) dan
apa yang seharusnya
dikaji dan dianjurkan
kepada parapelaksana kebijakan.
Teori normatif bertujuan menjelaskan situasi administrasi
masa mendatangsecara prospektif. Termasuk
dalam teori ini
adalah Utopi, misalnyamasyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila atau keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Teori
normatif juga dapat dikembangkan denganmerumuskan kriteria-kriteria
normatif yang lebih spesifik, seperti
efisiensi,efektivitas, responsibilitas, akuntabilitas, ekonomi, semangat
kerja pegawai,desentralisasi,
partisipasi, inovasi dan
sebagainya. Teori normatifmemberikan rekomendasi kearah mana suatu realitas harus
dikembangkanatau perlu diubah dengan menawarkan kriteria-kriteria
normatif tertentu.
Permasalahan dalam
teori normatif adalah
bahwa kriteria-kriteria yangditawarkan tidaklah selalu saling
mendukung, akan tetapi dalam beberapa halsaling bertentangan. Misalnya
penekanan pada efisiensi dapat mengorbankanperataan penekanan pada sentralisasi
juga dapat mengorbankan akuntabilitasdan inovasi (terutama dari bawah).
3. Teori asumtif
Pemahaman yang
benar terhadap realitas
seorang administrator, suatu teori yang tidak mengambil asumsi model
setan maupun model malaikat birokrat. Teori
asumtif menekankan pada
prakondisi atau anggapan
adanya suatu realitas sosial
dibalik teori atau proposisi yang hendak dibangun. Teori X dan Y dari McGregor
adalah salah satu contoh dari teori Asumtif.
Dalam teori tersebut dikemukakan dua
jenis asumsi yang
berlawanan tentang sifat manusia. Teori X berasumsi bahwa pada
dasarnya manusia bersifat malas dan senang
menghindari pekerjaan jika
memungkinkan. Sementara teori
Y berasumsi sebaliknya, yaitu bahwa manusia memiliki kemauan untuk
bekerja dan memiliki kemampuan
untuk mengontrol dirinya
dalam mengemban tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
4. Teori instrumental, atau peningkatan
teknik-teknik manajerial dalam rangka
efisien dan efektivitas pencapaian tujuan negara.
Pertanyaan pokok yang dijawab pada teori
ini adalah bagaimana dan kapan. Teori
Instrumental merupakan tindak
lanjut (maka) dari
proposisi jika karena. Misalnya
jika sistem adminstrasi berlangsung
secara begini dan begitu karena ini dan itu, jika desentralisasi dapat meningkatkan
efektivitas birokrasi. Jika manusia dan institusinya sudah siap atau dapat
disiapkan pada perubahan sistem administrasi ke arah desentralisasi yang lebih
besar, maka strategi, teknik dan alat-alat apa yang dikembangkan untuk
menunjangnya. Teori-teori administrasi negara yang dikemukakan di atas oleh
para ahli, banyak tertuju pada peran pemerintah dan dukungan rakyat terhadap masalah-masalah
yang dihadapi publik. Keterlibatan
masyarakat dan pemerintah
dalam administrasi Negara sebagaimana yang
dikemukakan oleh para
ahli di atas
dalam menangani masalah-masalah publik sangat jelas. Karenanya apa yang
kemudian menjadi bidang studi Administrasi
Negara adalah bagaimana
orang-orang
mengorganisasikan diri
mereka sebagai publik secara
kolektif dan dengan tugas dan kewajiban masing-masing memecahkan
masalah-masalah public untuk mencapai tujuan bersama mereka.
TEORI
ADMINISTRASI
Teori
Administrasi menjelaskan upaya-upaya untuk mendefinisikan fungsi universal yang
dilakukan oleh pimpinan dan asas-asas yang menyusun praktik kepemimpinan yang
baik. Henry Fayol (1841-1925) menggunakan pendekatan atas manajemen
administrasi, yaitu suatu pendekatan dari pimpinan atas sampai pada tingkat
pimpinan terbawah. Fayol melahirkan tiga sumbangan besar bagi administrasi dan
manajemen yaitu (1) aktivitas organisasi, (2) fungsi atau tugas pimpinan, (3)
prinsip-prinsip administrasi atau manajemen.
Selanjutnya Fayol mengemukakan prinsip-prinsip administrasi yaitu
:
1. Pembagian
pekerjaan, prinsip ini sama dengan pembagian tenaga kerja menurut Adam Smith, spesialisasi meningkatkan hasil yang membuat
tenaga kerja lebih efisien.
2. Wewenang.
Manajer harus memberi perintah, wewenang akan membuat mereka melakukan denga
baik.
3. Disiplin.
Tenaga kerja harus membantu dan melaksanakan aturan yang ditentukan oleh
organisasi.
4. Kesatuan
komando. Setiap tenaga kerja menerima perintah hanya dari yang berkuasa.
5. Kesatuan
arah. Beberapa kelompok aktivitas
organisasi yang mempunyai tujuan yang sama dapat diperintah oleh seorang
manajer menggunakan satu rencana.
6. Mengarahkan
kepentingan individu untuk kepentingan umum. Kepentingan setiap orang, pekerja
atau kelompok pekerja tidak dapat diutamakan dari kepentingan organisasi secara
keseluruhan.
7. Pemberian
upah. Pekerja harus dibayar dengan upah yang jelas untuk pelayanan mereka.
8. Pemusatan.
Berhubungan pada perbandingan yang mana mengurangi keterlibatan dalam
pengambilan keputusan.
9. Rentang
kendali. Garis wewenang dari manajemen puncak pada tingkatan di bawahnya
merepresentasikan rantai skalar.
10. Tata
tertib. Orang dan bahan-bahan dapat ditempatkan dalam hal yang tepat dan dalam
waktu yang tepat.
11. Keadilan.
Manajer dapat berbuat baik dan terbuka pada bawahannya.
12. Stabilitas
pada jabatan personal, perputaran yang tinggi merupakan ketidakefisienan.
13. Inisiatif.
Tenaga kerja yang menyertai untuk memulai dan membawa rencana akan
menggunakan upaya pada tingkat tinggi.
14. Rasa
persatuan. Kekuatan promosi tim akan tercipta dari keharmonisan
dan kesalahan dalam organisasi.
Teori administrasi menurut William
L. Morrow sebagai berikut :
1. Teori Deskriptif adalah
teori yang menggambarkan apa yang nyata dalam sesuatu organisasi dan memberikan
postulat mengenai faktor-faktor yang mendorong orang berperilaku.
2. Teori Persepektif, adalah
teori yang menggambarkan perubahan perubahan di dalam arah kebijakan publik,
dengan mengeksploitasi keahlian birokrasi. Penekanan teori ini adalah untuk
melakukukan pembaharuan, melakukan koreksi dan memperbaiki proses pemerintahan.
3. Teori Normatif, pada
dasarnya teori mempersoalkan peranan birokrasi. Apakah peranan biokrasi
dipandang di dalam pengembangan kebijakan dan pembangunan politik, ataukah
peranan birokrasi dimantapkan, diperluas atau dibatasi.
4. Teori Asumtif, adalah teori yang
memusatkan perhatiannya pada usaha-usaha untuk memperbaiki praktik
administrasi. Untuk mencapai tujuan ini, teori asumsi berusaha memahami hakikat
manusiawi yang terjadi di lingkungan birokratis.
5. Teori Instrumental, adalah
toeri yang bermaksud untuk melakukan konseptualisasi mengenai cara-cara untuk
memperbaiki teknik manajemen, sehingga dapat dibuat sasaran kebijakan secara
lebih ralistis. Teori ini menekankan alat, teknik dan peluang untuk
melaksanakan nilai-nilai yang
Telah ditentukan.
Menurut Stephen P. Robbins,
Teori Administrasi meliputi :
1.
Teori Hubungan Manusia.
Teori ini dirintis oleh Elton Mayo.
Pengembangan Teori Mayo didasarkan pada penemuannya selama memimpin proyek.
Mayo bermaksud menguji hubungan antara produktivitas dengan lingkungan fisik.
Mayo menangkap bahwa normanorma sosial, justru merupakan faktor kunci dalam perilaku
kerja individual. Karenanya, rangsangan kenaikan upah tiak memacu pekerja untuk
bekerja lebih produktif.
2.
Teori Pengambilan
Keputusan.
Dalam pengambilan keputusan
para pemikir menyarankan dipergunakannya statistik, model optimasi, model informasi,
dan simulasi. Di samping itu dapat juga dimanfaatkan pengetahuan-pengetahuan
yang berasal dari linear programming, critical path scheduling,
inventory models, site location models, serta berbagai bentuk resource
allocation models.
3.
Teori Perilaku.
Teori
ini bermaksud untuk menintegrasikan semua pengetahuan mengenai anggota
organisasi, struktur dan prosesnya. Toeri ini memahami pentingnya faktor
perilaku manusia sebagai alat utama untuk mencapai tujuan.
4.
Teori Sistem.
Dalam teori ini, organisasi dipandang sebagai
suatu sistem yang menampilkan karakteristiknya sebagai penerima masukan,
pengolah dan pengahasil.
5.
Teori Kontigensi.
Pada awalnya teori ini dipergunakan pada
pengembangan orangnisasi yang dirancang secara optimal dapat mengadaptasi
teknologi dan lingkungan. Teori kontigensia diangkat untuk mencari beberapa
karakteristik umum yang melekat pada situasi khusus.
TUGAS III
PENGELOMPOKAN
TEORI ADMINISTRASI PUBLIK
Kelompok Teori Deskriptif Eksplanatif
Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow 1908-1970)
Alasan menggapa teori ini masuk
dalam pengelompokan teori deskriptif ekplanatif karna teori ini berusaha
menjelaskan secara menyeluruh menganai kebutuhan manuasia pada umunya yang
mendasar. Kemudian menurut maslow manusia termotifasi untk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Kemudian teori ini mebutuhkan
jawaban dari pertanyaan apa dan mengapa
dan atau apa berhubungan dengan apa. pertanyaan apa mebutuhkan jawaban atas
realitas secera menyeluruh, seperti realita daras kebutuhan utama manusia dan
bagaimana manusia termotifasi untuk memperolehnya dan untuk pertanyaan mengapa
tentu sangat berhubungan dengan keadaan realita sebelumnya bahwa motifasi
manusia untuk memenuhi kebutuhanya.
Teori Konflik
Teori ini memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui
proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan,
tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan
kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula (Bernard Raho,Teori Sosiologi Modern.2007).
Asumsi bahwa mengapa teori ini
masuk kedalam kelompok teori deskriptif exkplanatif karna teori ini memiliki
penjelasan bertingkat terhadap suatu masalah, teori
konflik melihat pertikaian dan konflik dalam sistem
sosial. Teori konflik melihat bahwa di dalam masyarakat
tidak akan selamanya berada pada keteraturan. Buktinya dalam masyarakat manapun
pasti pernah mengalami konflik-konflik atau ketegangan-ketegangan. Kemudian
teori konflik juga melihat adanya dominasi, koersi, dan kekuasaan dalam masyarakat.
Teori konflik juga membicarakan mengenai otoritas yang berbeda-beda. Otoritas
yang berbeda-beda ini menghasilkan superordinasi dan subordinasi. Perbedaan
antara superordinasi dan subordinasi dapat menimbulkan konflik karena adanya
perbedaan kepentingan.
Dari
penjelasan diatas dapat dilihat bahwa teori ini juga memiliki penjelasan bertingkat
dalam realitas masalah.
Kelompok
Teori Normatif
Teori Akuntabulitas
Akuntabilitas
adalah keharusan lembaga-lembaga sektor publik untuk lebih menekan pada
pertanggungjawaban horizontal (masyarakat) bukan hanya pertanggungjawaban
vertikal (otoritas yang lebih tinggi). (Turner and Hulme, 1997). Alasan
dimasukan teori akuntabilitas kedalam kelompok teori normatif yakni karna
bagaimana suatu istansi atau lembaga pemerintah menciptakan sistem
pertangunggung jawaban kedepan bisa menekan angka pelangran atau kebocoran
terhadap anggaran yang diperoleh. Dengan asumsi bahwa teori normative akan
berbisa mengenai suatu sistem administrasi yang lebih baik kedepanya atau suatu
inovasi sistem kedepan.
Teori Efisiensi
Keompok
teori normatif tidak hanya melihat bagaimana sistem kedepan atau perkembangan
administrasi kedepan, tetapi juga melihat permasalhan kreteri-kriteria yang
tidak saling mendukung, akan tetapi dalam beberapa hal saling bertentangan Misalnya penekanan pada efisiensi dapat mengorbankan
perataan penekanan pada sentralisasi juga dapat mengorbankan akuntabilitas dan
inovasi (terutama dari bawah). Artinya ada Sesutu yang harus dikorbankan untuk
Sesutu yang akan digunakan dengan lebih baik.
Kelompok
Teori Asumsi
Teori
Y (X Y Behavior Theory)
Alasan
yang medasar mengapa teori X dan Y masuk dalam teroi asumsi dikarenakan teori
asumsi merupakan gagasan pemikiran administrator yang tidak mengikuti atau
boleh mengkuti model setan maupun model malaikat dalam birokrasi. Adanya
pemahaman dugaan sementara dari pilihan yang diambil.
Teori Pilihan Rasional
Alasan
teori ini dimakukan dalam kelopok teori asumsi dikarenakan teori memiliki dua
sikap yang mendasar dalam diri manusia artinya boleh memilih pilihan yang ada
untuk mencapai tujuan tertentu. ada dua asumsi kunci dalam teori pilihan
rasional, yaitu 1) rata-rata individu memaksimalkan kepentingan untuk dirinya
sendiri. Artinya setiap orang mengetahui tujuan dan pilihan-pilihannya. Ketika
mereka dihadapkan pada seperangkat pilihan maka mereka akan memilih hal-hal
yang memberi kemanfaatan maksimal dan biaya minimal bagi dirinya. 2) Hanya
individu dan bukannya kelompok yang membuat keputusan, yang dikenal dengan
istilah individualism
Kelompok Teori
Intrumental
Teori analisis Kebijakan
Pertanyaan pokok yang dijawab dalam
teori ini adalah ’bagaimana’ dan ’kapan’. Teori instrumental merupakan tindak
lanjut dari proposisi “jika – karena”. Misalnya : Jika sistem administrasi
berlangsung secara begini dan begitu, karena ini dan itu atau jika
desentralisasi dapat meningkatkan efektivitas birokrasi, maka strategi, tehnik,
alat apa yang dikembangkan.
Analisis kebijakan adalah contoh teori instrumental.
Analisis kebijakan adalah contoh teori instrumental.
Analisis kebijakan banyak menyumbangkan
atau mengaplikasikan tehnik baik kuantitatif – aplikasi regresi, riset operasi,
analisis biaya dan manfaat – maupun kualitatif (rasional maupun intuitif) untuk
menjawab pertanyaan ’bagaimana’ dan ’kapan’ Jawaban terhadap pertanyaan ini
berguna sebagai rekomendasi kepada pengambil kebijakan dalam menentukan
langkah-langkah konkrit dalam proses kebijakan publik.
Comments
Post a Comment